Jujur, sebenarnya aku rada males nge-post kejadian hari ini. Tapi enggak papa deh, lebih baik aku cerita aja. Biar lebih lega. Hehehe =D Jadi begini ceritanya…
Hari ini aku datang ke kampus agak telat, untuk beberapa alasan. Aku bangun kesiangan dan enggak sempat sarapan. So, aku kelaparan deh di kampus. (Untuk yang satu ini aku janji bakalan turun lebih pagi biar konsen pas belajar di kelas). Saat pukul 12.15 aku mendengar Alan mengajak Dion pergi ke kantin. Ya udah sekalian aku ikut aja, udah laper banget soalnya enggak sarapan dari pagi. Dari pada ntar aku pingsan malah ngerepotin orang. Hehe. Kemudian aku melihat Dion ngajak bubuhannya yang lain untuk makan, tapi mereka enggak ada yang mau. Enggak tau deh kenapa.
Saat di kantin, Alan sama Dion pesen Nasi Pecel sama Teh anget, dan aku mesen Soto Ayam sama Teh anget juga. Kami pun makan dengan santainya, menyapa Pak Parno yang masuk ke kantin, dan beliau tersenyum membalas sapaan kami. Rasanya seperti enggak bakalan ada kejadian apa-apa. Damai sekali dunia hari ini. Tetapi kami enggak menyadari bakal ada kejadian besar yang sedang menunggu kami di depan. *lebayyy*
Akhirnya kami selesai makan. Kemudian aku mengambil handphone ku yang ada di samping gelas. Dan melihat ada 2 message received. Wah, paling bubuhannya mau ngasih tau kalau ada dosen masuk, bathinku. Eh, ternyata benar ada sms dari Erwin sama Andri yang isinya kurang lebih menyampaikan pesan yang sama. Terlambat!! Aku baru menyadari satu hal yang sangat penting. Omaigaatt!! Fool me!! Fool me!! Fool me!! Aku benar-benar mengutuk diriku sendiri saat baru ingat hal ini.
Kalau kita terlambat masuk di kelasnya Ms. Monica Brown, kita bakalan di hukum di depan kelas di suruh bernyanyi lagu anak-anak sambil bergaya. Oh Tuhan!! Rasanya aku ingin ditelan bumi saat itu juga. Dion dan Alan juga enggak ada yang ingat sama hal itu. Untungnya saat ku beritahu hal itu mereka enggak sedang minum. Wah kalau sambil minum mungkin mereka bakalan tersedak dan menyemprotkan minumannya. Hahaha *lebay*
Kami pun buru-buru membayar makanan yang kami pesan tadi dan langsung lari ke kelas. Huh, tiba-tiba kaki ku lemas rasanya. Sempat terpikir olehku, kenapa enggak sekalian bolos aja? Haduh jangan deh, ntar nambah lagi jam kompensasi ku di bengkel.
Aku masuk ke kelas dengan pasrah. Ku lihat teman-teman mulai menyoraki kami. Ms. Monica Brown menghampiri kami dan berkata,” Dari mana aja kalian? Kok jam segini baru masuk?” Aku sampe speechless, bingung mau jawab apa, karena pikiranku sudah melayang kemana-mana.
Sepanjang pelajaran aku benar-benar enggak konsen menerima materi tentang Perfect Tense yang di sampaikan Ms. Monic. Rasanya lewat begitu saja di telingaku. Yang aku pikirkan saat itu hanya hukuman yang menantiku saat jam pelajaran ini berakhir. Ku lihat Alan dan Dion juga enggak begitu konsen menyimak pelajaran.
Ku dengar Dion berkata begini kepada aku dan Alan. “ Abis makan kok rasanya enggak kenyang ya?”
“Hahaha,, sama Yon. Makanan nya lewat begitu saja” Jawabku. Wah, kalau Dion merasa kayak gitu, berarti enggak cuma aku aja yang nervous dari tadi.
Dan sampailah pada akhir jam pelajaran. Kami di panggil dan di suruh maju ke depan kelas untuk bernyanyi. Dion mengusulkan untuk menyanyikan lagu Bintang Kecil. Ms. Monic pun setuju atas usul Dion dan memberi arahan gaya kepada kami. Aku berperan jadi bintangnya disuruh untuk berdiri di tengah, sedangkan Alan dan Dion berada di sampingku. Kesahnya mereka mengelilingi bintang. Huh!! Ada-ada aja idenya Ms. Monic. *Untung aja Ms. Monic enggak kepikiran untuk mengganti lagunya jadi Twinkle Little Star wah kalo iya, mungkin kami bakan nyanyi sambil membuka tutup tangan kami, dan bergaya se-imut mungkin. Hahaha*
Kamu mau tau gimana rasanya saat aku maju ke depan tadi?? Rasanya kayak kejeblos ke planet mahkluk kembar, terus di terror sampe di telen monster bunga raksasa. Atau?? Kayak ngejar tikus ber-roller blade ria, sambil nyeret gajah yang gagal diet!! Huh!! (kamu bingung maksudnya apa’an? Aku juga. Hahaha, enggak ding! Intinya itu rasanya malu dan lamaaa buanget, 5 menit berasa 5 tahun).
Seandainya aku punya tongkat sihirnya Harry Poter tuh, aku bakalan ber-disaparate ke rumah, atau aku tetap nyanyi di depan mereka semua lalu aku mengeluarkan mantra Obliviate supaya mereka semua lupa sama apa yang barusan mereka lihat.
Hahaha, aku enggak bakalan lupa sama hari ini. Enggak akan. Dan aku janji aku enggak bakalan telat lagi masuk di kelasnya Ms. Monic. Jera, aku jera!! Never forget this moment ^_^